Islammiati
Kelas : 4EB06
Mata kuliah : Akuntansi Internasional #
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perdagangan antar Negara memungkinkan
para pelakunya bergerak dengan mudah dalam mencari apa yang mereka butuhkan. Apa
yang kita inginkan bisa didapat dengan mudah dengan membeli ke Negara lain. Dalam
praktiknya pelaku kegiatan perdagangan antar Negara membuat perjanjian dalam
sesi transaksi. Perjanjian tersebut bisa dalam kurs yang dipakai maupun kontrak
yang dijanjikan kurs berdasarkan tanggal yang disepakati. Perdaganan dengan
valuta asing juga memiliki kelemahan. Berbagai besar masalah yang
berkaitan dengan valuta asing berasal dari fakta-fakta bahwa kurs valuta asing
yang digunakan dalam proses translasi jarang konstan. Konsekuensinya, hasil
operasi dapat bervariasi dan seringkali dengan sangat menyolok akibat adanya
perbedaan dalam kurs-kurs translasi yang dipakai dan disposisi akuntansi dari
efek-efek keuangan yang dihasilkan. Translasi adalah proses penyajian kembali
(restarting) berbagai saldo valuta asing kedalam valuta tunggal yang ekuivalen.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka perumusan masalah seperti :
- Apa itu Translasi mata uang asing ?
- Kenapa dilakukannya transaksi mata uang asing ?
- Bagaimana latar belakang dan terminologi mata uang asing ?
- Bagaimana efek laporan keuangan terhadap kurs alternative translasi mata uang asing ?
- Bagaimana perkembangan akuntansi translasi mata uang asing ?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah, tujuan dari penulisan ini adalah :
- Untuk mengetahui Translasi mata uang asing ?
- Untuk mengetahui alasan dilakukannya transaksi mata uang asing ?
- Untuk mengetahui latar belakang dan terminologi mata uang asing ?
- Untuk mengetahui efek laporan keuangan terhadap kurs alternative translasi mata uang asing ?
- Untuk mengetahui perkembangan akuntansi translasi mata uang asing ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Alasan Dilakukannya Transalsi Mata Uang Asing
Banyak permasalahan yang berhubungan
dengan translasi mata uang asing muncul dari fakta bahwa nilai relatif mata
uang asing hampir tidak pernah stabil. Tingkat variabelitas nilai tukar,
dikombinasikan dengan perbedaan antara metode translasi mata uang asing dan
penanganan terhadap translasi mata uang asing keuntungan dan kerugian, semakin
mempersulit untuk dapat membandingkan hasil suatu perusahaan dengan perusahaan
lainnya, ataupun perbandingan dalam suatu perusahaan dari periode satu dengan
periode lainnya.
Terdapat tiga alasan tambahan dalam translasi mata
uang asing : mencatat transaksi mata uang asing, mempehitungkan efeknya
perusahaan terhadap translasi mata uang`, dan berkomunikasi dengan peminat saham
asing. Akhirnya kenaikan jumlah investasi internasional meningkatkan kebutuhan
untuk menyampaikan informasi pembukuan perusahaan yang berdomisili pada satu
negara kepada para investor di negara lainnya.
2.2 Latar Belakang dan Terminologi
Translasi mata uang asing merupakan
translasi sederhana dalam ekspresi moneter, seperti saat neraca menggunakan
poundsterling Inggris kemudian disajikan ulang dalam padanannya dolar AS. Mata
uang pada perdagangan negara-negara utama dibeli atau dijual pada pasar global.
Peserta pasar termasuk bank dan perantara keuangan lainnya, perusahaan bisnis,
individu, dan pedagang internasional dihubungkan oleh jaringan komunikasi
modern.
Transaksi mata uang asing bisa terjadi langsung di
pasar spot, pasar forward, atau pasar swap. Nearaca hasil translasi mata uang
asing dilakukan baik dengan translasi langsung ataupun translasi tidak
langsung.
2.3 Efek Laporan Keuangan Terhadap Kurs Alternatif Translasi Mata Uang Asing
Tiga kurs translasi dibawah ini
dapat digunakan untuk mentransaksikan neraca mata uang asing terhadap mata uang
domestik. Pertama, kurs saat ini, adalah kurs yang berlaku pada tanggal laporan
keuangan. Kedua, adalah kurs historis, yang merupakan translasi mata uang yang
berlaku saat aset dengan mata uang asing pertama kali didapatkan atau aset
kewajiban dengan mata uang asing pertama kali muncul. yang terakhir, kurs
rata-rata, yaitu nilai rata-rata biasa atau dengan pembobotan naik pada kurs
historis atau saat itu. Kurs historis pada umumnya menjaga padanannya biaya
awal item mata uang asing dalam laporan keuangan domestik.
Transaksi Mata Uang Asing
Perbedaan karakteristik pada transaksi mata uang asing
adalah perjanjian yang dipengaruhi oleh mata uang asing. Transaksi mata uang
asing mungkin menggunakan satu mata uang akan tetapi dihitung dengan mata uang
lain. Untuk mengerti alasannya, pertama-tama pertimbangkan gagasan mengenai
mata uang fungsional.
FAS No. 52 keputusan pihak yang berwenang AS pada
akuntansi untuk mata uang asing, mengamanatkan persyaratan untuk transaksi mata
uang asing
- Pada
tanggal transaksi diakui, setiap aset, kewajiban, pendapatan, beban,
keuntungan atau kerugian yang muncul harus dihitung dan dicatat dalam mata
uang fungsional dalam catatan secara keseluruhan dengan pengaruh nilai
tukar pada saat itu.
- Pada
setiap tanggal neraca, neraca tercatat yang menggunakan mata uang selain
mata uang fungsional pada pencatatan harus disesuaikan untuk menggambarkan
nilai tukar saat itu.
Terdapat dua cara untuk melakukan pembukuan bagi
keuntungan dan kerugian transaksi
- Perspektif
Transaksi Tunggal
Pada transaksi tunggal, penyesuaian nilai tukar (baik
stabil atau tidak) dimasukkan sebagai penyesuaian terhadap pembukuan transaksi
awal dengan alasan bahwa transaksi dan perjanjiannya merupakan kejadian tunggal
- Perspektif
Ganda
Pada perspektif transaksi ganda, penerimaan piutang
karena mempertimbangkan kejadian yang terpisah dari penjualan yang memberikan
tambahan pendapatan.
Untuk tujuan keseragaman FAS No.52
membutuhkan metode pembukuan transaksi ganda untuk transaksi mata uang asing.
2.4 Translasi Mata Uang Asing dan Inflasi
Suatu hubungan yang terbalik antara tingkat inflasi
suatu negara dengan nilai eksternal valutanya telah dibuktikan secara empiris. Konsekuensinya,
pemakaian kurs berlaku untuk mentranslasikan biaya aktiva aktiva non moneter, yang
terdapat dalam lingkungan inflasioner, pada akhirnya akan menghasilkan valuta
domestik ekivalen yang jauh lebih rendah dari basis pengukuran aslinya.pada
saat yang sama, laba hasil translasi akan lebih tinggi karena beban depresiasi
yang lebih rendah.Hasil hasil translasi semacam itu dengan mudah bisa
menyesatkan,bukannya membantu pemberian informasi. Valuasi nilai dolar yang
lebih rendah biasanya akan meng-understate kemampuan laba aktual dari aktiva
aktiva luar negeri dimasa depan.
Daripada menangani isu isu diatas, FASB menentang penyesuaian inflasi yang
dilakukan sebelum translasi, menganggap bahwa penyesuaian semacam itu tidak
konsisten dengan kerangka penilaian biaya historis yang dipergunakan dalam
laporan laporan keuangan dolar AS. Sebagai solusi awal, FAS No.52 mewajibkan
pemakaian dolar AS sebagai valuta fungsional bagi operasi operasi luar negeri
yang berdomisili dam lingkungan hiperinflasi,yaitu negara negara yang memiliki
tingkat inflasi kumulatif melebihi 100% selama periode 3 tahun. Prosedur ini akan
mempertahan nilai dolar ekuivalen dari aset aset dalam valuta asing tetap
konstan, karena aset aset tersebut sekarang akan ditranslasikan memakai kurs
historis (per metode temporal).
2.5 Metode Nilai Tukar Ganda
Metode nilai tukar ganda
mengombinasikan kurs saat ini dan kurs historis dalam proses translasi mata
uang asingnya.
- Metode Current-NoncurrentPada metode ini, aset lancar yang dimiliki anak perusahaan saat itu dan utang lancar ditranslasikan ke dalam mata uang induk perusahaan mereka pada laporan keuangannya dengan kurs saat ini.
- Metode Moneter-NonmoneterMetode ini juga menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukan nilai tukar mata uang asing yang sesuai. Aset dan kewajiban moneter ditranslasikan dalam kurs saat ini.
- Metode Kurs SementaraDengan metode ini, translasi mata uang asing tidak mengubah sifat sebuah item yang dihitung, hal tersebut hanya mengubah unit perhitungan saja. Pada metode ini, item moneter seperti kas, piutang, dan utang ditranslasikan dalam kurs saat itu.
2.6 Pengembangan Akuntansi Translasi Mata Uang Asing
Praktik akuntansi mata uang asing
telah berkembang seiring waktu dalam respons terhadap meningkatnya kompleksitas
operasional multinasional dan perubahan dalam sistem moneter internasional
- Pra-1965
Sebelum 1965 praktik translasi mata uang asing pada
banyak perusahaan AS dipandu oleh Bab 12 Accounting Research Bulletin No.43.
Pernyataan tersebut mengadvokasi metode current-noncurrent. Keuntungan dan
kerugian transaksi ditambahkan secara langsung terhadap pendapatan. Keuntungan
dan kerugian translasi mata uang asing dimasukkan ke dalam keuntungan selama
periode yang ada. Kerugiannya diakui dalam pendapatan lancar.
- 1965-1975
ARB No.43 memperoleh beberapa pengecualian khusus
dalam metode current-noncurrent. Dalam keadaan khusus persediaan dapat
ditranslasikan dengan kurs historis. Lebih jauh, translasi mata uang asing
seluruh pembayaran dan penerimaan mata uang asing pada kurs saat ini tersebut diperbolehkan
setelah accounting principles board opinion No.6 dikeluarkan pada tahun 1965.
Perusahaan tersebut memberikan pilihan translasi mata uang asing lain bagi
perusahaan dalam ARB No.43
- 1975-1981
Untuk mengakhiri perbedaan metode pada standar
translasi mata uang asing sebelumnya, Financial acccounting Standards board
(FASB) mengeluarkan FAS No.8 pada tahun 1975. Pernyataan ini secara segnifikan
mengubah praktik perusahaan asing AS dalam memasukkan GAAP AS dengan menerima
metode translasi mata uang asing kurs sementaraFAS No. 8 ternyata
kontroversial. Sementara beberapa menghargai usulan yang teoritis, banyak yang
tidak menyetujui atas ditorsi yang ditimbulkan dalam pendapatan perusahaan.
- 1981-sekarang
Pada bulan mei 1978, FASB mengundang
komentar masyarakat tentang 12 keputusan pertamanya. FASB mempertimbangkan FAS
No.8 dan setelah beragam public meeting dan dua penjelasan berkas, akhirnya
mengeluarkan statement of Financial Accounting Standards No.52 pada tahun 1981.
ANALISA
Perdagangan antar negara yang harus
menggunakan valuta asing adalah hal yang merepotkan, seringkali hasil operasi
tidaklah konstan dan cenderung berubah dikarenakan kurs yang tidak tetap. Adanya
perbedaan dalam kurs-kurs translasi yang dipakai mengakibatkan disposisi
akuntansi dari efek-efek keuangan yang dihasilkan. Karena Translasi sendiri
ialah proses penyajian kembali (restarting) berbagai saldo valuta asing kedalam
valuta tunggal yang ekuivalen. Maka transaksi dilakukan menurut perjanjian
awal, perjanjian dilakukan dengan kontrak perseujutuan kedua pihak. Keuntungan
dan Kerugian translasi ini mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas
investasi dalam mata uang domestik dan harus diakui.
REFERENSI
Sumber : Choi, Frederick D. S. dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1 Edisi 6. 2010: Salemba Empat.
0 komentar:
Posting Komentar