Pages

Kamis, 09 Maret 2017

TRANSLASI VALUTA ASING

Nama : Agung Pratama
              Islammiati
Kelas : 4EB06
Mata kuliah : Akuntansi Internasional #

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
       
       Perdagangan antar Negara memungkinkan para pelakunya bergerak dengan mudah dalam mencari apa yang mereka butuhkan. Apa yang kita inginkan bisa didapat dengan mudah dengan membeli ke Negara lain. Dalam praktiknya pelaku kegiatan perdagangan antar Negara membuat perjanjian dalam sesi transaksi. Perjanjian tersebut bisa dalam kurs yang dipakai maupun kontrak yang dijanjikan kurs berdasarkan tanggal yang disepakati. Perdaganan dengan valuta asing juga memiliki kelemahan. Berbagai besar masalah yang berkaitan dengan valuta asing berasal dari fakta-fakta bahwa kurs valuta asing yang digunakan dalam proses translasi jarang konstan. Konsekuensinya, hasil operasi dapat bervariasi dan seringkali dengan sangat menyolok akibat adanya perbedaan dalam kurs-kurs translasi yang dipakai dan disposisi akuntansi dari efek-efek keuangan yang dihasilkan. Translasi adalah proses penyajian kembali (restarting) berbagai saldo valuta asing kedalam valuta tunggal yang ekuivalen.

1.2       Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka perumusan masalah seperti :
  1. Apa itu Translasi mata uang asing ?
  2. Kenapa dilakukannya transaksi mata uang asing ?
  3. Bagaimana latar belakang dan terminologi mata uang asing ?
  4. Bagaimana efek laporan keuangan terhadap kurs alternative translasi mata uang asing ?
  5. Bagaimana perkembangan akuntansi translasi mata uang asing ?
1.3       Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dari penulisan ini adalah :
  1. Untuk mengetahui Translasi mata uang asing ?
  2. Untuk mengetahui alasan dilakukannya transaksi mata uang asing ?
  3. Untuk mengetahui latar belakang dan terminologi mata uang asing ?
  4. Untuk mengetahui efek laporan keuangan terhadap kurs alternative translasi mata uang asing ?
  5. Untuk mengetahui perkembangan akuntansi translasi mata uang asing ?


BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Alasan Dilakukannya Transalsi Mata Uang Asing

Banyak permasalahan yang berhubungan dengan translasi mata uang asing muncul dari fakta bahwa nilai relatif mata uang asing hampir tidak pernah stabil. Tingkat variabelitas nilai tukar, dikombinasikan dengan perbedaan antara metode translasi mata uang asing dan penanganan terhadap translasi mata uang asing keuntungan dan kerugian, semakin mempersulit untuk dapat membandingkan hasil suatu perusahaan dengan perusahaan lainnya, ataupun perbandingan dalam suatu perusahaan dari periode satu dengan periode lainnya.
Terdapat tiga alasan tambahan dalam translasi mata uang asing : mencatat transaksi mata uang asing, mempehitungkan efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang`, dan berkomunikasi dengan peminat saham asing. Akhirnya kenaikan jumlah investasi internasional meningkatkan kebutuhan untuk menyampaikan informasi pembukuan perusahaan yang berdomisili pada satu negara kepada para investor di negara lainnya.

2.2       Latar Belakang dan Terminologi

Translasi mata uang asing merupakan translasi sederhana dalam ekspresi moneter, seperti saat neraca menggunakan poundsterling Inggris kemudian disajikan ulang dalam padanannya dolar AS. Mata uang pada perdagangan negara-negara utama dibeli atau dijual pada pasar global. Peserta pasar termasuk bank dan perantara keuangan lainnya, perusahaan bisnis, individu, dan pedagang internasional dihubungkan oleh jaringan komunikasi modern.
Transaksi mata uang asing bisa terjadi langsung di pasar spot, pasar forward, atau pasar swap. Nearaca hasil translasi mata uang asing dilakukan baik dengan translasi langsung ataupun translasi tidak langsung.

2.3       Efek Laporan Keuangan Terhadap Kurs Alternatif Translasi Mata Uang Asing

Tiga kurs translasi dibawah ini dapat digunakan untuk mentransaksikan neraca mata uang asing terhadap mata uang domestik. Pertama, kurs saat ini, adalah kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan. Kedua, adalah kurs historis, yang merupakan translasi mata uang yang berlaku saat aset dengan mata uang asing pertama kali didapatkan atau aset kewajiban dengan mata uang asing pertama kali muncul. yang terakhir, kurs rata-rata, yaitu nilai rata-rata biasa atau dengan pembobotan naik pada kurs historis atau saat itu. Kurs historis pada umumnya menjaga padanannya biaya awal item mata uang asing dalam laporan keuangan domestik.
Transaksi Mata Uang Asing
Perbedaan karakteristik pada transaksi mata uang asing adalah perjanjian yang dipengaruhi oleh mata uang asing. Transaksi mata uang asing mungkin menggunakan satu mata uang akan tetapi dihitung dengan mata uang lain. Untuk mengerti alasannya, pertama-tama pertimbangkan gagasan mengenai mata uang fungsional.
FAS No. 52 keputusan pihak yang berwenang AS pada akuntansi untuk mata uang asing, mengamanatkan persyaratan untuk transaksi mata uang asing
  1. Pada tanggal transaksi diakui, setiap aset, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan atau kerugian yang muncul harus dihitung dan dicatat dalam mata uang fungsional dalam catatan secara keseluruhan dengan pengaruh nilai tukar pada saat itu.
  2. Pada setiap tanggal neraca, neraca tercatat yang menggunakan mata uang selain mata uang fungsional pada pencatatan harus disesuaikan untuk menggambarkan nilai tukar saat itu.
Terdapat dua cara untuk melakukan pembukuan bagi keuntungan dan kerugian transaksi
  1. Perspektif Transaksi Tunggal
Pada transaksi tunggal, penyesuaian nilai tukar (baik stabil atau tidak) dimasukkan sebagai penyesuaian terhadap pembukuan transaksi awal dengan alasan bahwa transaksi dan perjanjiannya merupakan kejadian tunggal
  1. Perspektif Ganda
Pada perspektif transaksi ganda, penerimaan piutang karena mempertimbangkan kejadian yang terpisah dari penjualan yang memberikan tambahan pendapatan.
Untuk tujuan keseragaman FAS No.52 membutuhkan metode pembukuan transaksi ganda untuk transaksi mata uang asing.

2.4       Translasi Mata Uang Asing dan Inflasi
           
Suatu hubungan yang terbalik antara tingkat inflasi suatu negara dengan nilai eksternal valutanya telah dibuktikan secara empiris. Konsekuensinya, pemakaian kurs berlaku untuk mentranslasikan biaya aktiva aktiva non moneter, yang terdapat dalam lingkungan inflasioner, pada akhirnya akan menghasilkan valuta domestik ekivalen yang jauh lebih rendah dari basis pengukuran aslinya.pada saat yang sama, laba hasil translasi akan lebih tinggi karena beban depresiasi yang lebih rendah.Hasil hasil translasi semacam itu dengan mudah bisa menyesatkan,bukannya membantu pemberian informasi. Valuasi nilai dolar yang lebih rendah biasanya akan meng-understate kemampuan laba aktual dari aktiva aktiva luar negeri dimasa depan.
            Daripada menangani isu isu diatas, FASB menentang penyesuaian inflasi yang dilakukan sebelum translasi, menganggap bahwa penyesuaian semacam itu tidak konsisten dengan kerangka penilaian biaya historis yang dipergunakan dalam laporan laporan keuangan dolar AS. Sebagai solusi awal, FAS No.52 mewajibkan pemakaian dolar AS sebagai valuta fungsional bagi operasi operasi luar negeri yang berdomisili dam lingkungan hiperinflasi,yaitu negara negara yang memiliki tingkat inflasi kumulatif melebihi 100% selama periode 3 tahun. Prosedur ini akan mempertahan nilai dolar ekuivalen dari aset aset dalam valuta asing tetap konstan, karena aset aset tersebut sekarang akan ditranslasikan memakai kurs historis (per metode temporal).

2.5       Metode Nilai Tukar Ganda

Metode nilai tukar ganda mengombinasikan kurs saat ini dan kurs historis dalam proses translasi mata uang asingnya.
  • Metode Current-NoncurrentPada metode ini, aset lancar yang dimiliki anak perusahaan saat itu dan utang lancar ditranslasikan ke dalam mata uang induk perusahaan mereka pada laporan keuangannya dengan kurs saat ini.
  • Metode Moneter-NonmoneterMetode ini juga menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukan nilai tukar mata uang asing yang sesuai. Aset dan kewajiban moneter ditranslasikan dalam kurs saat ini.
  • Metode Kurs SementaraDengan metode ini, translasi mata uang asing tidak mengubah sifat sebuah item yang dihitung, hal tersebut hanya mengubah unit perhitungan saja. Pada metode ini, item moneter seperti kas, piutang, dan utang ditranslasikan dalam kurs saat itu.

2.6       Pengembangan Akuntansi Translasi Mata Uang Asing

Praktik akuntansi mata uang asing telah berkembang seiring waktu dalam respons terhadap meningkatnya kompleksitas operasional multinasional dan perubahan dalam sistem moneter internasional
  • Pra-1965
Sebelum 1965 praktik translasi mata uang asing pada banyak perusahaan AS dipandu oleh Bab 12 Accounting Research Bulletin No.43. Pernyataan tersebut mengadvokasi metode current-noncurrent. Keuntungan dan kerugian transaksi ditambahkan secara langsung terhadap pendapatan. Keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing dimasukkan ke dalam keuntungan selama periode yang ada. Kerugiannya diakui dalam pendapatan lancar.
  • 1965-1975
ARB No.43 memperoleh beberapa pengecualian khusus dalam metode current-noncurrent. Dalam keadaan khusus persediaan dapat ditranslasikan dengan kurs historis. Lebih jauh, translasi mata uang asing seluruh pembayaran dan penerimaan mata uang asing pada kurs saat ini tersebut diperbolehkan setelah accounting principles board opinion No.6 dikeluarkan pada tahun 1965. Perusahaan tersebut memberikan pilihan translasi mata uang asing lain bagi perusahaan dalam ARB No.43
  • 1975-1981
Untuk mengakhiri perbedaan metode pada standar translasi mata uang asing sebelumnya, Financial acccounting Standards board (FASB) mengeluarkan FAS No.8 pada tahun 1975. Pernyataan ini secara segnifikan mengubah praktik perusahaan asing AS dalam memasukkan GAAP AS dengan menerima metode translasi mata uang asing kurs sementaraFAS No. 8 ternyata kontroversial. Sementara beberapa menghargai usulan yang teoritis, banyak yang tidak menyetujui atas ditorsi yang ditimbulkan dalam pendapatan perusahaan.
  • 1981-sekarang
Pada bulan mei 1978, FASB mengundang komentar masyarakat tentang 12 keputusan pertamanya. FASB mempertimbangkan FAS No.8 dan setelah beragam public meeting dan dua penjelasan berkas, akhirnya mengeluarkan statement of Financial Accounting Standards No.52 pada tahun 1981.

ANALISA
Perdagangan antar negara yang harus menggunakan valuta asing adalah hal yang merepotkan, seringkali hasil operasi tidaklah konstan dan cenderung berubah dikarenakan kurs yang tidak tetap. Adanya perbedaan dalam kurs-kurs translasi yang dipakai mengakibatkan disposisi akuntansi dari efek-efek keuangan yang dihasilkan. Karena Translasi sendiri ialah proses penyajian kembali (restarting) berbagai saldo valuta asing kedalam valuta tunggal yang ekuivalen. Maka transaksi dilakukan menurut perjanjian awal, perjanjian dilakukan dengan kontrak perseujutuan kedua pihak. Keuntungan dan Kerugian translasi ini mencerminkan kenaikan atau penurunan ekuitas investasi dalam mata uang domestik dan harus diakui.

REFERENSI
Sumber : Choi, Frederick D. S. dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1 Edisi 6. 2010: Salemba Empat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar