Islammiati
Kelas : 4EB06
PELAPORAN KEUANGAN
DAN PERUBAHAN HARGA
A. Pengertian Perubahan Harga
Pengertian
mengenai perubahan harga dibagi menjadi 2 yaitu :
1.
Perubahan Harga Umum
Suatu perubahan harga umum terjadi
apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian
mengalami perubahan. Unit-unit moneter memperoleh keuntungan atau mengalami
kerugian daya beli. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut inflasi
(inflation), sedangkan penurunan harga disebut deflasi (deflation).
2.
Perubahan Harga Spesifik
Perubahan harga spesifik mengacu pada
perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan
dalam permintaan dan penawaran.
B.
Mengapa Laporan Keuangan Dimasa Perubahan Harga Berpotensi Menyesatkan?
Selama
periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar biaya akuisisi awalnya
jarang mencerminkan nilai terkininya yang lebih tinggi). Nilai aktiva yang
dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih rendah dan laba
yang dinilai lebih tinggi.
Dari sudut pandang manajemen, ketidakakuratan
pengukuran dapat mendistorsi :
1.
Proyeksi keuangan yang didasarkan
pada data seri waktu historis
2.
Anggaran yang menjadi dasar
pengukuran kinerja
3.
Data kinerja yang tidak dapat
mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan.
Laba yang dinilai lebih pada akhirnya akan menyebabkan :
1.
Kenaikan dalam proporsi pajak
2.
Permintaan dividen lebih banyak
dari pemegang saham
3.
Permintaan gaji dan upah yang
lebih tinggi dari para pekerja
4.
Tindakan yang merugikan dari
negara tuan rumah (seperti pengenaan pajak keuntungan yang sangat besar).
Kegagalan
untuk menyesuaikan data keuangan perusahaan terhadap perubahan dalam daya
beli unit moneter juga menimbulkan kesulitan bagi pembaca laporan keuangan
untuk menginterpretasikan dan membandingkan kinerja operasi perusahaan yang
dilaporkan.
Fungsi
mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit yaitu :
ü Pengaruh perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan
yang dihadapi suatu perusahaan. Para pengguna tidak memiliki informasi yang
lengkap mengenai faktor-faktor ini.
ü Mengelola masalah yang ditimbulkan oleh perubahan harga bergantung pada
pemahaman yang akurat atas permasalahan tersebut. Pemahaman yang akurat
memerlukan kinerja usaha yang dilaporkan dalam kondisi-kondisi yang
memperhitungkan pengaruh perubahan harga.
ü Laporan dari para manajer mengenai permasalahan yang disebabkan oleh
perubahan harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan
informasi keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut.
C.
Jenis – Jenis Penyesuaian Inflasi
Setiap
jenis perubahan harga memiliki pengaruh yang berbeda terhadap ukuran-ukuran
posisi keuangan dan kinerja operasi suatu perusahaan.
1.
Penyesuaian Tingkat Harga Umum
Jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan
tingkat harga umum (daya beli) disebut mata uang konsatan biaya historis atau
ekuivalen daya beli umum. Sebagai contoh, selama periode kenaikan harga, aktiva
berumur panjang yang dilaporkan didalam neraca sebesar biaya akuisisi awalnya
dinyatakan dalam mata uang nominal. Apabila biaya historisnya tersebut
dialokasikan terhadap laba periode kini (dalam bentuk beban depresiasi),
pendapatan, yang mencerminkan daya beli kini, ditandingkan dengan biaya yang
mencerminkan daya beli (yang lebih tinggi) dari periode terdahulu saat aktiva
tersebut dibeli. Oleh sebab itu, jumlah nominal harus disesuaikan untuk
perubahan dalam daya beli umum uang agar dapat ditandingkan secara tepat dengan
transaksi kini.
ü Indeks Harga
1.
Perubahan tingkat harga umum
biasanya diukur dengan tingkat harga.
2.
Suatu indeks harga adalah rasio
biaya.
ü Penggunaan Indeks Harga
1.
Angka indeks harga digunakan untuk
mentranslasikan jumlah uang yang dibayarkan selama periode terdahulu menjadi
ekuivalen daya beli pada akhir periode.
2.
Angka – angka tingkat harga yang
telah disesuaikan tidak mewakili biaya kini pos-pos yang dimaksud atau
angka-angka tersebut masih merupakan biaya historis, angka – angka biaya
historis hanya disajikan ulang dalam unit pengukuran yang baru – daya beli umum
pada akhir periode.
D.
Penyesuaian Biaya Kini
Model
biaya kini berbeda dengan akuntansi yang konvesional dalam dua aspek utama.
Pertama, aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini dan bukan biaya historis.
Kedua, laba adalah jumlah sumber daya yang dapat didistribusikan oleh
perusahaan dalam suatu periode (tanpa memperhitungkan komponen pajak), namun
tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif atau modal fisik perusahaan.
E.
Biaya Kini Yang Disesuaikan Dengan Tingkat Harga Umum
Model
biaya kini yang disesuaikan dengan tingkat harga umum menggunakan indeks harga
umum maupun khusus. Tujuannya adalah untuk mengungkapkan laba dan aset bersih
pada ekuivalen daya beli akhir tahun perusahaa, untuk melaporkan aset bersih
perusahaan pada biaya kininya dan untuk melaporkan jumlah laba yang
menggambarkan kekayaan bersih setelah pajak. Model ini memiliki ciri khas yakni
pengungkapan perubahan biaya kini dari aset nonmoneter perusahaan setelah
dikurangi inflasi untuk memperlihatkan bagian perubahan nilai aset nonmeneter
yang melebihi atau kurang dari perubahan daya beli umum.
F.
Pendekatan Terhadap Akuntansi Inflasi Di Beberapa Negara
1.
Amerika Serikat
FASB
1979 menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (SFAS) No. 33 tentang
“Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga”, yang mengharuskan
perusahaan-perusahaan di AS yang memiliki persediaan dan aset tetap (sebelum
dikurangi akumulasi penyusutan) senilai lebih dari $125 juta, atau memiliki
total aset senilai lebih dari $1M, untuk mencoba mengungkapakan baik daya beli
tetap-biaya historis maupun daya beli tetap biaya kini selama lima tahun.
2.
Inggris
Komite
Standar Akuntansi Inggris (Accounting Standard Commitee-ASC) menerbitkan
Pernyataan Standard Praktik Akuntansi 16 (Statement Of Standard Accounting
Practice-SSAP 16).
Perbedaan
SSAP 16 dengan SFAS 33 yaitu :
1.
Apabila standar AS mengharuskan Akuntansi dolar konstan dan biaya kini, SSAP 16
mengadopsi hanya metode biaya kini untuk pelaporan eksternal.
2.
Apabila penyesuaian inflasi AS
berpusat pad laporan laba rugi, laporan biaya kini di Inggris mewajibkan baik
laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta pencatatan penjelasan.
Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan :
1.
Menyajikan akun-akun biaya kini
sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis.
2.
Menyajikan akun-akun biaya
historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini.
3.
Menyediakan akun-akun biaya kini
sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang
memadai.
Dengan
perlakuan keuntungan dan kerugian yang terkait dengan pos-pos moneter, FAS 33
mengharuskan
pengungkapan terpisah untuk tiap-tiap angka. SSAP 16 mengaharuskan dua angka
yang keduanya mencerminkan pengaruh perubahan harga spesifik, yaitu Penyesuaian
modal kerja moneter ( Monetary Working Capital Adjustment) / MWCA
mengakui pengaruh perubahan harga khusus terhadap total jumlah modal
kerja yang digunakan oleh perusahaan dalam operasinya. Dan Mekanisme
Penyesuaian Memungkinkan pengaruh perubahan harga spesifik terhadap aktiva non
moneter perusahaan.
3.
Brasil
Brasil
Walaupun tidak lagi diwajibkan akuntansi inflasi yang direkomendasikan di
Brasil hari ini mencerminkan 2 kelompok pilihan pelaporan yakni Hukum
Perusahaan Brasil dan Komisi Pengawasan Pasar Modal Brasil.
Penyesuaian
inflasi yang sesuai dengan hukum perusahaan menyajikan ulang akun-akun aktiva
permanen dan ekuitas pemegang saham dengan menggunakan indeks harga yang diakui
oleh pemerintah federal untuk mengukur devaluasi matauanglokal. Penyesuaian
inflasi terhadap aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham disajikan bersih
terhadap jumlah lebih yang diungkapkan secara terpisah dalam laba kini sebagai
keuntungan atau kerugian koreksi moneter.
Penyesuaian
tingkat harga terhadap ekuitas pemegang saham merupakan jumlah investasi
pemegang saham pada awalperiode yang harus tumbuh agar tidak tertingla dengan
laju inflasi. Penyesuaian aktiva permanen yang lebih kecil daripada penyesuaian
ekuitas menyebabkan kerugian daya beli yang mencerminkan resiko yang dihadapi
perusahan terhadap aktiva moneter bersihnya.
G.
Internasional Accounting Standards Board (IASB)
IASB
menyimpulkan bahwa laporan posisi keuangan dan kinerja operasional yang
dinyatakan dalam mata uang lokal di lingkungan hiperinflasin tidak bermanfaat.
Perusahaan pelapor harus mengungkapkan:
1.
Fakta bahwa penyajian ulang atas perubahan
daya beli umum unit pengukuran telah dilakukan
2.
Model penilaian aset yang
digunakan dalam laporan utama yakni penilaian historis atau biaya-kini
3.
Entitas dan tingkat indeks harga
per tanggal neraca, berikut pergerakannya selam tahun pelaporan
4.
Laba atau rugi moneter bersih
tahun berjalan.
STANDAR AUDIT DAN AKUNTANSI GLOBAL
A.
Survei Konvergensi Internasional
1.
Manfaat Konvergensi Internasional
Pendukung konvergensi internasional menyatakan bahwa
banyak manfaat yang telah dirasakan. Donald T Nicolaisen, mantan kepala akuntan
Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat, pada pertemuan IASB (International
Accounting Standard Board) tanggal 28 September 2004 menyatakan bahwa dengan
memiliki standar berkualitas tinggi dalam akuntansi, audit, dan pengungkapan
akan menguntungkan investor serta akan mengurangi biaya akses masuk pasar modal
seluruh dunia. Hal ini jelas menjadi dorongan bagi para badan standar akuntansi
di setiap negara untuk mencoba menerapkan IFRS dikarenakan dapat berefek
positif terhadap iklim investasi di negara masing-masing.
PricewaterhouseCoopers
melaporkan bahwa surat kabar terkini mengusulkan “global GAAP (prinsip
akuntansi yang berlaku umum)”. Keuntungannya antara lain:
ü Standar laporan keuangan berkualitas tinggi yang digunakan secara
konsisten di seluruh dunia dapat meningkatkan efisiensi dalam alokasi modal.
Biaya modal akan dikurangi.
ü Para investor dapat mengambil keputusan yang lebih baik dalam
berinvestasi. Portofolio lebih bermacam-macam dan risiko keuangan dapat
dikurangi. Transaparansi dan persaingan di pasar global akan lebih terjaga.
ü Perusahan-perusahaan dapat meningkatkan strategi dalam mengambil
keputusan mengenai merger dan akuisisi area usaha.
ü Pengetahuan dan keahlian akuntansi dapat ditransfer tanpa batasan ke
seluruh dunia.
ü Ide-ide terbaik yang muncul dari aktivitas berstandar nasional dapat
ditonjolkan dalam mengembangkan standar global dengan kualitas terbaik.
2.
Kritik terhadap Standar
Internasional
Proses menjadikan standar akuntansi menjadi standar
internasional juga menuai kritik. Beberapa pihak mengatakan bahwa penentuan
standar akuntansi internasional merupakan solusi yang terlalu sederhana atas
masalah yang rumit. Lebih jauh lagi, ditakutkan bahwa adopsi standar
internasional akan menimbulkan “standar yang berlebihan”. Perusahaan harus
merespon terhadap susunan tekanan nasional, politik, social, dan ekonomi yang
semakin meningat dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan internasional
tambahan yang rumit dan berbiaya besar.
Kritikus bersikeras bahwa standar internasional tidaklah
cocok untuk perusahaan-perusahaan kecil dan menengah, terutama perusahaan yang
tidak terdaftar dan tanpa akuntabilitas public. Untuk mengatasi masalah ini,
sebuah versi dari “big GAAP/little GAAP-(prinsip akuntansi yang berlaku umum
besar/kecil)” telah disusun dengan mengacu pada standar internasional bagi
perusahaan-perusahaan di seluruh dunia dan disusun mengacu pada standar yang disederhanakan
bagi perusahaan-perusahaan lainnya.
3.
Rekonsiliasi dan Pengakuan Bersama
Seiring berkembangnya penerbitan dan perdagangan ekuitas
di seluruh dunia, masalah-masalah yang berhubungan dengan pendistribusian
laporan keuangan dalam yurisdiksi luar negeri menjadi lebih penting.
Masalah-masalah tersebut dapat diselesaikan dengan adanya konvergensi
internasional, yang mempermudah akses laporan keuangan untuk lintas batas
negara.
Dua pendekatan lainnya telah dimaksimalkan sebagai solusi
yang sesuai bagi masalah-masalah yang berhubungan dengan pengajuan laporan
keuangan lintas negara, antara lain: (1) rekonsiliasi, dan (2) pengakuan
bersama (yang juga dikenal dengan sebutan ‘reciprocity’ –timbal balik). Melalui
rekonsiliasi, perusahaan asing dapat menyusun laporan keuangan dengan
menggunakan standar akuntansi negara asal, tetapi harus menyediakan
rekonsiliasi antara ukuran-ukuran akuntansi yang penting (seperti laba bersih
dan ekuitas pemegang saham) di negara asal dan di negara dimana laporan
keuangan dilaporkan. Pengakuan bersama terjadi apabila pihak regulator di luar
negara asal menerima laporan keuangan perusahaan asing yang didasarkan pada
prinsip-prinsip negara asal.
4.
Evaluasi
Pertentangan mengenai harmonisasi atau konvergensi memang
tidak dapat sepenuhnya diselesaikan. Opini-opini yang menentang harmonisasi
memiliki manfaat tersendiri. Namun, bukti-bukti terbaru menunjukkan bahwa
tujuan harmonisasi akuntansi internasional mengenai akuntansi, pengungkapan,
dan audit telah diterima secara luas sehingga kecenderungan konvergensi
internasional akan terus berlanjut atau bahkan meningkat. Semakin banyak negara
yang mulai mengadopsi IFRS secara sukarela karena banyaknya manfaat di masa
mendatang. Kemajuan dalam proses harmonisasi pengungkapan dan audit dinilai
mengesankan. Keberhasilan usaha-usaha konvergensi terbaru yang dilakukan oleh
organisasi-organisasi internasional dapat menjadi cirri bahwa konvergensi
terjadi sebagai respons alami terhadap tuntutan ekonomi.
B.
Beberapa Peristiwa Penting Dalam Sejarah Penyusunan Standar Akuntansi
Internasional
Berikut
adalah beberapa peristiwa penting dalam sejarah penyusunan standar akuntansi
internasional yang menjadi tonggak pengembangan standar akuntansi tersebut:
1.
Tahun 1973: Pendirian
International Accounting Standars Committee (IASC).
2.
Tahun 1976 : Organization for
Economic Cooperation and Development (OECD) mengeluarkan Deklarasi Inventasi
yang berisi arahan mengenai “Pengungkapan Informasi”.
3.
Tahun 1977: Pendirian
International Federation of Accountans (IFAC).
4.
Tahun 1977 : Dewan Sosial
Ekonomi PBB mengeluarkan laporan empat bagian tentang Standar Akuntansi
Internasional dan Pelaporan untuk Badan Hukum Transnegara.
5.
Tahun 1980 : London Stock
Exchange (LSE) mengharuskan perusahaan mematuhi standar akuntansi internasional
jika tidak tergabung di Inggris dan Irlandia.
6.
Tahun 1989: IASC mengeluarkan
draft pembukaan 32 mengenai komparabilitas laporan keuangan dan menerbitkan
kerangka kerja bagi penyusunan dan penyampaian laporan keuangan.
7.
Tahun 1996 : Securities and Exchange
Commission (SEC) mendukung tujuan IASC.
8.
Tahun 2001
: Internasional Accounting Standards Board (IASB) menggantikan IASC.
Standar IASB dikenal sebagai International Financial Reporting Standards
(IFRS).
9.
Tahun 2002: IASB dan FASB
menandatangani “Norwalk Agreement” dan konvergensi terjadi antara standar
internasioanl dan standar akuntansi AS.
10.
Tahun 2003: European Council
menyetujui pengembangan Pedoman Keempat dan Ketujuh Uni Eropa yang
menghilangkan inkonsistensi antara pedoman yang lama dan IFRS.
11.
Tahun 2004 : Australian
Accounting Standard Board mengumumkan niatnya mengadopsi IFRS sebagai Standar
Akuntansi Australia.
12.
Tahun 2005: Menteri Keuangan
CIna melakukan konvergensi Standar Akuntansi Cina dan IFRS tahun 2007. Badan
Standar Akuntansi Kanada menghilangkan GAAP Kanada dan diganti IFRS pada tahun
2011. IASB dan Badan Standar Akuntansi Jepang meluncurkan proyek konvergensi.
13.
Tahun 2006: IASB menerbitkan
laporan tentang hubungan kerjanya dengan penyusun standar akuntansi lainnya.
14.
Tahun 2007: SEC mengajukan
penghapusan persyaratan rekonsiliasi bagi perusahaan-perusahaan yang
menggunakan IFRS.
C.
Ikhtisar Organisasi Besar Internasional Yang Mendukung Konvergensi
Akuntansi
1.
International Accounting Standards Board
(IASB)
Tujuan dari IASB adalah :
a)
Mengembangkan untuk kepentingan
public, seperangkat standar akuntansi yang berkualitas tinggi, mudah dimengerti
dan tidak sulit dilaksanakan, yang menuntut informasi berkualitas tinggi,
transparansi dan sebanding mengenai laporan keuangan dan kondisi keuangan lainnya.
b)
Memajukan penggunaan dan penerapan
yang tepat dari standar-standar yang dibuat.
c)
Memperhatikan kebutuhan khusus
perusahaan kecil menengah dan perkembangan ekonomi guna memenuhi tujuan nomor
(1) dan (2).
d)
Meningkatkan kualitas konvergensi
standar akuntansi di setiap negara serta Standar Akuntansi International dan
Standar Pelaporan Keuangan International.
2.
Commision of European Union (EU)
Uni Eropa didirikan tahun 1957 dan
merupakan hasil dari Pakta Roma, dengan tujuan menyelaraskan sistem hukumn dan
sistem ekonomi negara-negara anggotanya. Berbeda dengan IASB, yang tidak
memiliki wewenang untuk mengharuskan penerapan standar akuntansinya, Komisi
Eropa (EC, yang merupakan badan pengatur Uni Eropa) memiliki kekuasaan penuh
untuk menerapkan instruksi akuntansinya ke seluruh Negara yang menjadi
anggotanya. Salah satu cita-cita Uni Eropa adalah untuk mencapai penggabungan pasar
keuangan Eropa. Untuk mencapai cita-citanya ini, Uni Eropa telah memperkenalkan
intruksi dan melaksanakan prakarsa besar untuk:
1)
Meningkatkan modal untuk basis
Eropa.
2)
Menetapkan kerangka hokum bersama
dalam pasar sekuritas dan derivatif.
3)
Mencapai satu susunan standar
akuntansi bagi-bagi perusahaan-perusahaan yang terdaftar.
3.
International Organization of
Securities Commissions (IOSCO)
Tujuan dari IOSCO adalah:
1)
Bekerja bersama untuk memajukan
peraturan standar tinggi agar dapat memelihara pasar yang adil, efisien, dan
baik.
2)
Bertukar informasi tentang
pengalaman setiap negara guna memajukan perkembangan pasar domestic.
3)
Menyatukan usaha setiap negara
untuk membuat standar dan pengawasan yang tepat terhadap transaksi sekuritas di
setiap negara.
4)
Saling membantu memajukan
integritas pasar dengan menerapkan standar-standar secara teliti dengan
menindak segala pelanggaran.
4.
International Federation of Accountants
(IFAC)
Misi IFAC adalah memperkuat profesi
akuntansi di seluruh dunia dan memberikan peran terhadap perkembangan ekonomi
internasional yang kuat dengan mendirikan dan memajukan kesetiaan terhadap
standar professional berkualitas tinggi, memperluas konvergensi internasional,
dan berbicara mengenai masalah kepentingan publik dimana keahlian profesi
tersebut lebih relevan.
5.
Kelompok Kerja Para Ahli Antar
Pemerintahan PBB Dalam International Standards of Accounting and
Reporting (ISAR)
ISAR didirikan tahun 1982, dengan
cita-cita : memajukan transparansi, reliabilitas, dan keterbandingan akuntansi
dan pelaporan badan hukum. begitu pun untuk meningkatkan pengungkapan pada
penguasaan badan hukum oleh perusahaan-perusahaan di negara berkembang dan negara
yang sedang mengalami transisi ekonomi.
6.
Organization of Economic
Cooperation and Development (OECD)
OECD merupakan organisasi internasional
yang terdiri atas 30 negara perekonomian pasar (sebagian besar negara
industri). Badan pengurus OECD bernama Dewan OECD dan memiliki jaringan sekitar
200 komite dan kelompok pekerja. OECD mempublikasikan Tren Pasar Keuangan dua
kali setahun, yang menilai tren dan prospek di pasar keuangan nasional dan
internasional di wilayah OECD. Kegiatan pentingnya adalah memajukan pengaturan
yang baik di sector Negara maupun swasta.
D.
Informasi Manajemen Dan Hiperinflasi
Dalam
lingkungan inflasi tinggi, laporan keuangan yang disusun dengan FAS 52
cenderung menimbulkan distorsi realitas melalui:
1.
Menilai lebih atau menilai kurang pendapatan
dan beban.
2.
Melaporkan keuntungan atau
kerugian tranlasi yang besar yang sulit untuk diinterpretasikan.
3.
Mendistorsikan perbandingan
kinerja antarwaktu.
Suatu
kebiasaan pelaporan yang umum dalam akuntansi untuk transaksi mata uang asing
adalah dengan mencatat pendapatan dan beban berdasarkan kurs yang terjadi pada
tanggal laporan keuangan. (Penggunaan kurs rata-rata juga umum). Pilihan yang
lebih baik adalah dengan mencatat transaksi dalam mata uang lokal berdasarkan
kurs pada tanggal pembayaran. Mencatat transaksi pada tanggal lainnya akan
mempersulit proses pengukuran melalui timbulnya keuntungan atau kerugian dalam
daya beli uang, atau dalam aspek lain suku bunga implicit atas transaksi mata
uang.
E.
Isu-Isu Dalam Pengendalian Keuangan
Sistem
pengendalian manajemen bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan cara
yang paling efektif dan efisien. Sebaliknya sistem pengendalian keuangan
merupakan sistem pengukuran kuantitatif dan komunikasi yang memfasilitasi
pengendalian melalui:
1.
Komunikasi tujuan-tujuan keuangan
secara tepat di dalam organisasi.
2.
Memperinci criteria dan standar
dalam evaluasi kinerja.
3.
Mengawasi kinerja.
4.
Mengkomunikasikan penyimpanan
antara kinerja actual dan neraca kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab.
Sistem pengendalian yang baik memungkinkan manajemen
puncak untuk mengevaluasi secara tepat kinerja para bawahan dengan memastikan
bahwa bawahan bertanggung jawab atas peristiwa-peristiwa yang dapat mereka
kendalikan.
F.
Penetapan Biaya Strategis
Dalam
mengendalikan biaya pada tahapan produksi, banyak perusahaan diseluruh dunia
menggunakan standar sistem pembiayaan yang pada dasarnya memperkirakan seberapa
besar biaya produksi dari sebuah produk sebagai dasar harga penjualan yang
masuk akal. Perbedaan hasilantara biaya standar dan sebebarnya diuji sebagai
sebuah dasar untuk bahan penilaian dalam proses produksi atau pendapatan.
Proses ini bisa disimpulkan sebagai sebuah model dasar harga. Biaya yang
diperbolehkan adalah berdasarkan pada penjumlahan target margin keuntungan yang
mencerminkan rencana strategis perusahaan dan proyeksi keuangan dari target
harga jual yang diyakini akan diterima oleh pasar.
Adapun
pasar dengan sistem ini, dikenal dengan pembiayaan kaizen, secara signifikan
mengurangi kepercayaan terhadap sistem pembiayaan standar tradisional. Sistem
pembiayaan standar mencoba untuk memperkecil perbedaan antara biaya anggaran
dan biaya sebenarnya. Sedangkan pembiayaan kaizen menekankan untuk melakukan
apa yang penting untuk meraih tingkat performa yang diharapkan dalam kondisi
pasar yang kompetitif.
G.
Evaluasi Performa Usaha Luar Negeri
Penilaian
performa adalah inti dari sebuah sistem pengendalian afektif. Sistem evaluasi
performa tepat guna mengizinkan dewan manajemen untuk :
1.
Memastikan perilaku manajerial
konsisten dengan strategi prioritas.
2.
Menilai profitabilitas dari usaha
yang ada.
3.
Wilayah yang tidak bekerja sesuai
rencana.
4.
Mengalokasikan sumber-sumber bagi
perusahaan secara produktif
5.
Mengevaluasi performa manajerial.
Berikut
ini adalah tujuh peringatan yang mungkin bisa menjadi pedoman yang berguna
dalam menilai hasil usaha luar negeri, yaitu :
1.
Cabang perusahaan luar negeri
tidak bisa dinilai sebagai pusat keuntungan independen ketika
2.
mereka adalah komponen sistem
multinasional.
3.
Kriteria laba modal perusahaan
besar harus didukung oleh ukuran performa yang dikaitkan secara spesifik dengan
objektif dan lingkungan dari setiap unit usaha luar negeri.
4.
Target yang jelas dapat
memperhitungkan lingkungan masing-masing internal dan eksternal cabang
perusahaan harus disatukan dengan anggaran performa.
5.
Performa cabang perusahaan harus
dinilai dalam hal penyimpangan dari semua objektif ini, alasan penyimpangan,
dan respons manajerial untuk perkembangan yang tak terduga.
6.
Manajer cabaang perusahaan tidak
bertanggung jawab untuk hasil diluar kendali di dalam dan luar negeri.
7.
Manajer cabang perusahaan yang
diukur performanya harus berperan penuh dalam menyusun target-target dimana
mereka akan dinilai.
H. Standar Performa
Sebuah perusahaan mungkin memiliki standar tertentu,
seperti ROI minimum yang diperlukan, dimana ini diterapkan pada cadangan
individual dan aliran produk; atau menyusun level ROI berbeda atau standar
lainnya untuk cadangan lainnya atau aliran produk. Semua standar ini mungkin
disatukan ke dalam anggaran dan kemudian bisa dibandingkan dengan hasilnya.performa juga bisa diukur setiap
saat.performa masa lampau biasanya signifikan dalam mengembangkan anggaran di
periode berikutnya. Pada akhirnya, perusahaan bisa membandingkan performa usaha
luar negri mereka sendiri dengan pesaingnya atau membandingkan unit mereka satu
dengan yang lainnya. Membandingkan performa unit usaha luar negri terhadap
semua pesaing mereka mungkin sangat berguna. Sebgai contoh, ketika pesaingnya
adalah perusahaan local, masalah ketersediaan dan kecukupan data mungkin sangat
penting, khususnya jika pesaingnya adalh pihak swasta. Ketika data tersedia,
perbandingan mungkin akan sulit. Kebijakan harga transfer dab prinsip akuntansi
pesaing mustahil untuk bisa ditentukan. Perbandingan silang menyatukan semua
permasalahan ini. Membandingkan cabang perusahaan dengan unit lain dari
perusahaan induk, baik di dalam maupun di luar negri, harus dilakukan dengan
penuh perhatian, karena pertanyaan mengenai komparabilitas muncul kembali
perbedaan dalam objektif cabang perusahaan secar otomatis akan membiaskan
perbandingan performa kecuali dihitung secara langsung. Jika objektif
perusahaan sama, perbedaan dalam risiko Negara harus diperhatikan, jika resiko
yang lebih tinggi diganti dengan tingkat pengembalian yang lebih tinggi, maka
sangat masuk akal untuk mengharapkan adanya keuntungan dari usaha di Negara
yang lebih beresiko. Saat ini, akan tetapi, tidak ada satupun yang menyetujui
formula landasan bagaimana untuk menyatukan Negara beresiko pada penilaian performa.
Penilaian performa berdasarkan pada sebuah perusahaan besar standar biasanya
tidak memuaskan. Anggaran performa adalah standar perbandingan yang lebih
berguna untuk bisnis multinasional. Anggaran realistis memungkinkan performa
target untuk menyatukan penghitungan yang unik untuk unit tertentu.
Perbandingan performa actual dengan anggaran juga memungkinkan manajemen utama
untuk membedakan hasil dimana manajer cabang bisa menanganinya dengan penuh
tanggung jawab untuk semua yang ada dalam kendali mereka.
SUMBER DAN REFERENSI
Choi, Frederick D. S. dan Gary K. Meek. International Accounting. Buku 1 Edisi 6. 2010: Salemba Empat.