Pemanfaatan dari ketiga kartu yang dikeluarkan Presiden Ir. Joko Widodo jika dimanfaatkan dengan baik akan memberi dampak yang baik pula terhadap sistem perekonomian sehingga fungsi ekonomi berjalan dengan semestinya. Sebelum menelusur lebih jauh sebaiknya harus mengetahui apa itu Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, dan Kartu Keluarga Sejahtera.
Latar Belakang
Ketiga kartu yang tergabung dalam program Government to person (G2P) adalah bantuan keluarga kurang mampu seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat atau BLSM, yang dulunya diberikan tunai lewat kantor pos, kini akan diberikan diberikan secara non tunai melalui Layanan Keuangan Digital melalui kartu. Kartu Indonesia Sehat (KIS) dapat digunakan untuk mendapatkan layanan kesehatan gratis di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan, sesuai dengan kondisi penyakit yang diderita penerima KIS. Kartu Indonesia Pintar (KIP) adalah kartu yang ditujukan bagi keluarga miskin dan rentan miskin yang ingin menyekolahkan anaknya yang berusia 7-18 tahun secara gratis. Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) adalah kartu yang diterbitkan oleh Pemerintah sebagai penanda keluarga kurang mampu, sebagai pengganti Kartu Perlindungan Sosial (KPS). Kartu Simpanan Keluarga Sejahtera (KSKS) hanya berbentuk Sim Card berisi uang digital dan dapat dicairkan pada lembaga atau agen-agen yang sudah terdaftar. Biasanya dalam 1 Kepala Keluarga (KK) menerima 1 paket berisi 4 kartu (KIS, KIP, KKS, dan KSKS). Dari definisi diatas terlihat bahwa Pemerintah memberikan bantuan kepada masyarakat Indonesia berbagai strata yang mayoritas adalah masyarakat menengah ke bawah. Jika program ini terlaksana dan tepat sasaran, maka masyarakat dapat mendapatkan keuntungan dari program ini, dengan mengandalkan dana subsidi dari sumber penerimaan negara sehingga ekspektasi nya adalah Perbaikan Sistem Perekonomian yang lebih baik dari sebelumnya.
Silahkan berikan kritik dan saran agar analisis ini menjadi lebih baik lagi
Ketiga kartu yang tergabung dalam program Government to person (G2P) adalah bantuan keluarga kurang mampu seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat atau BLSM, yang dulunya diberikan tunai lewat kantor pos, kini akan diberikan diberikan secara non tunai melalui Layanan Keuangan Digital melalui kartu. Kartu Indonesia Sehat (KIS) dapat digunakan untuk mendapatkan layanan kesehatan gratis di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan, sesuai dengan kondisi penyakit yang diderita penerima KIS. Kartu Indonesia Pintar (KIP) adalah kartu yang ditujukan bagi keluarga miskin dan rentan miskin yang ingin menyekolahkan anaknya yang berusia 7-18 tahun secara gratis. Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) adalah kartu yang diterbitkan oleh Pemerintah sebagai penanda keluarga kurang mampu, sebagai pengganti Kartu Perlindungan Sosial (KPS). Kartu Simpanan Keluarga Sejahtera (KSKS) hanya berbentuk Sim Card berisi uang digital dan dapat dicairkan pada lembaga atau agen-agen yang sudah terdaftar. Biasanya dalam 1 Kepala Keluarga (KK) menerima 1 paket berisi 4 kartu (KIS, KIP, KKS, dan KSKS). Dari definisi diatas terlihat bahwa Pemerintah memberikan bantuan kepada masyarakat Indonesia berbagai strata yang mayoritas adalah masyarakat menengah ke bawah. Jika program ini terlaksana dan tepat sasaran, maka masyarakat dapat mendapatkan keuntungan dari program ini, dengan mengandalkan dana subsidi dari sumber penerimaan negara sehingga ekspektasi nya adalah Perbaikan Sistem Perekonomian yang lebih baik dari sebelumnya.
Bentuk-bentuk Kartu Sakti program Presiden Joko Widodo
Hubungan Ketiga Kartu terhadap Perekonomian Dua Sektor
Perekonomian Dua Sektor atau yang biasa disebut Sistem
Perekonomian Sederhana adalah Perekonomian yang terdiri dari sektor rumah
tangga dan perusahaan. Dari perekonomian dua sector ini pendapatannya
didapatkan dari faktor – faktor produksi antara lain gaji dan upah, sewa, bunga,
dan untung. Keseimbangan dalam perekonomian dua sektor merupakan keseimbangan
dari sisi pendapatan dan sisi pengeluaran yang dilakukan oleh sektor rumah
tangga dan sektor swasta, dengan mengabaikan sektor pemerintah dan sektor luar
negeri.
Implementasi terhadap Penggunaan Kartu Indonesia Sehat, Pintar, dan Keluarga Sejahtera terhadap kegiatan Ekonomi dua sektor
- Kartu Indonesia Sehat
Implementasi Kartu Indonesia Sehat (KIS), ilustrasikan jika seseorang sakit, orang tersebut datang ke Rumah Sakit, karena ia memiliki KIS sehingga ia tidak usah membayar biaya rumah sakit
karena sudah ditanggung oleh subsidi pemerintah maka alokasi biaya untuk
kesehatan masih utuh, biaya kesehatan yang tidak dibayarkan ini dapat disimpan
atau untuk menaikan konsumsi. Sasaran dari program kebijakan ini adalah rumah
tangga. Pengalihan dari alokasi biaya tersebut dapat digunakan untuk membeli
barang atau jasa dan untuk menaikkan kualitas sumber daya sehingga perekonomian
dapat berjalan dengan baik. Akibat dari adanya Program ini maka menstimulan
Rumah tangga sebagai konsumen yang memiliki daya beli melakukan pengeluaran
dalam bentuk uang dari alokasi biaya kesehatan untuk membeli barang dan jasa,
disini faktor yang mempengaruhi permintaan yaitu Tingkatan Pendapatan, dan
Harapan. Sehingga rumah tangga konsumen dapat menaikkan kualitas taraf
hidupnya.
Perusahaan selaku produsen merasakan hasil atas
kebijakan kartu sakti ini dengan menerima profit atas peningkatan penjualan
barang dan jasa nya dari rumah tangga sehingga mencapai bahkan melebihi target.
Karena permintaan atas barang dan jasa meningkat, produsen menyikapi nya dengan
penambahan faktor-faktor produksi diantaranya tenaga kerja, modal, hasil bumi
(bahan baku), sumber daya alam, dan keahlian. Penambahan faktor-faktor ini
dilakukan Perusahan agar dapat meningkatkan produksi lebih banyak dari target
sebelumnya, perusahaan dapat merekrut tenaga kerja baru untuk bekerja
meningkatkan output, perusahaan dapat membuka pabrik baru dan menciptakan
lapangan pekerjaan yang baru, benefit nya dalam membantu Pemerintah adalah
pengangguran dapat dikurangi. Untuk menjalankan usaha nya sebuah perusahaan
membutuhkan suntikan dana untuk menjalankan operasi nya, penyerahan modal awal
atau tambahan modal dapat dilakukan agar Perusahaan bisa membentuk proses
produksi, menaikkan tingkat output, merekrut karyawan baru, melakukan ekspansi,
namun dalam penerima kartu Indonesia Sehat, rumah tangga belum mampu untuk
menyetorkan modal ke perusahaan. Dalam proses Produksi yang paling utama adalah
bahan baku atau input, karena target dari Perusahaan untuk peningkatan output,
maka proses produksi membutuhkan tambahan bahan baku untuk mencapai target
produksi. Penyediaan bahan baku dilakukan oleh rumah tangga, untuk memenuhi
permintaan produsen (perusahaan) akan kebutuhan bahan baku, perusahaan mencari
rumah tangga yang baru dan siap untuk memenuhi kebutuhan ini, maka benefit yang
didapat adalah peningkatan kesejahteraan pada rumah tangga karena telah
memenuhi kebutuhan produsen (perusahaan), dan perusahaan melakukan balas jasa
kepada rumah tangga dengan membayar berupa uang sehingga juga meningkatkan pendapatan
rumah tangga. Perusahaan baik skala kecil maupun besar dalam menjalankan produksinya
memerlukan tempat atau lahan, disini peran rumah tangga yaitu menyediakan
tempat yang dapat disewa oleh perusahaan, perusahaan membalas jasa nya dengan
membayar sewa kepada rumah tangga. Dalam menjalankan proses produksinya
perusahaan membutuhkan tenaga ahli, didukung dengan kesehatan yang baik berkat
adanya KIS, terciptalah pikiran yang sehat sehingga mampu menyerap keterampilan
yang menjadi modal keahlian dalam menjalankan mesin-mesin produksi.
- Kartu Indonesia Pintar
Begitu juga Implementasi Kartu Indonesia
Pintar (KIP) ilustrasikan sebuah keluarga (rumah tangga) memiliki beberapa anak
yang sedang menjalani pendidikan, keluarga tersebut dapat meng aplikasikan kartu
sakti ini untuk meringankan pembayaran uang pendidikan yaitu SPP, uang gedung,
dsb., penerapan nya berlaku mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai Sekolah
Menengah Atas. Sehingga alokasi pendapatan yang sebelumnya sudah di anggarkan
untuk biaya pendidikan dapat digunakan untuk membeli kebutuhan lain.
Seperti kebutuhan akan pakaian dan peralatan penunjang sekolah. Setiap keluarga pasti ingin
menaikkan kualitas taraf ekonominya karena mendapatkan keringanan dari
pemerintah. Sama seperti pada implementasi Kartu Indonesia
Sehat sebelumnya, rumah tangga melakukan kegiatan ekonomi yaitu belanja barang
dan jasa dalam hal ini belanja kebutuhan sekolah. Penerima kartu sakti ini sampai kurang lebih 8 juta penerima,
mustahil jika dari penerima sebanyak itu taraf ekonominya tidak meningkat, sehingga dengan nilai sebesar itu seharusnya perubahan ekonomi signifikan menjadi lebih baik.
Karena salah satu faktor dari Permintaan adalah Tingkat Pendapatan, maka
permintaan akan barang dan jasa meningkat. Lagi-lagi Perusahaan disini
mendapatkan keuntungan yang signifikan, apabila perusahaan tidak bisa
memproduksi barang berdasarkan permintaan yang melonjak, maka yang terjadi ialah
kelangkaan barang. Perusahaan menyikapi ini dengan melihat pangsa pasar yang
prospektif, akhirnya memutuskan untuk melakukan penambahan Produksi, tapi
penambahan produksi ini tidak mudah, diperlukan faktor-faktor untuk menambah
output agar barang tetap tersedia. Faktor-faktor produksi tersebut berupa
tenaga kerja, modal, hasil bumi (bahan baku), sumber daya alam, dan keahlian.
Faktor tenaga kerja, karena adanya Kartu Indonesia Pintar maka taraf pendidikan
di Indonesia mengalami peningkatan kualitas, sejalan dengan tingkat pendidikan
yang baik, perusahaan dapat dengan mudah mencari tenaga kerja yang layak untuk
mengisi bagian produksi serta melakukan inovasi terhadap produk, imbalan dari
Perusahaan kepada Rumah tangga yaitu berupa gaji yang layak beserta
insentifnya. Faktor Modal, karena sasaran penerima adalah masyarakat kelas menengah kebawah, faktor ini diabaikan. Faktor dari Hasil bumi,
perusahaan membutuhkan bahan baku untuk melakukan proses produksinya, dengan
didukung oleh pengetahuan (Pendidikan) untuk mendapatkan bahan baku misalkan
musiman atau 1 tahun sekali panen dapat dimodifikasi menjadi 1 tahun 2-3 kali
panen, teknologi atau cara mendapatkan bahan baku yang cepat dan dalam kuantitas yang banyak maka produsen dapat dengan cepat melakukan proses produksi karena bahan
baku tersedia. Faktor sumber daya alam, apabila perusahaan tersebut memerlukan
tempat atau lahan yang akan digunakan untuk melakukan proses produksi, tetapi
disini rumah tangga belum bisa melakukan penyewaan kepada perusahaan. Karena sudah dibekali pendidikan berkat adanya (KIP), harga yang cocok dengan
mempertimbangkan aspek lahan yang strategis maka penetapan berdasarkan
kesepakatan awal dapat menjadi keuntungan pada rumah tangga.
- Kartu Keluarga Sejahtera
Terakhir Implementasi dari Kartu
Keluarga Sejahtera (KKS), sebuah keluarga sederhana yang memiliki beberapa
anak-anak yang masih kecil memiliki banyak kebutuhan, karena pendapatan tidak
cukup untuk memenuhi segala kebutuhan akhirnya mereka bergabung dengan KKS,
dengan bergabung mereka mendapatkan uang bantuan keluarga sebesar Rp 200.000,-.
Dengan uang sebesar itu maka pendapatan keluarga tersebut meningkat, kebutuhan
pokok terpenuhi sehingga permintaan terhadap barang dan jasa pun terpenuhi.
Permintaan terhadap barang dan jasa meningkat diakibatkan pendapatan yang
meningkat. Lagi-lagi Perusahaan mendapatkan hasil keuntungan dengan menjual
produknya. Jika perusahaan tidak dapat memenuhi produksinya, maka timbulah
keterbatasan atas barang dan jasa yang diproduksi, perusahaan harus dapat
menyikapi nya dengan menambah produknya, namun dalam kenyataan nya untuk
menambah produksi harus melibatkan rumah tangga produksi untuk menyediakan
faktor-faktor produksi berupa Tenaga Kerja, Modal, hasil bumi (Bahan Baku),
Sumber Daya Alam dan Keahlian. Keluarga yang memiliki KKS ini dapat berperan
sebagai penyedia tenaga kerja, dengan bekal kesehatan yang baik (KIS),
pendidikan yang memadai (KIP) dan keuangan yang baik (KKS) maka keluarga ini
dengan tenang bisa bekerja dengan baik tanpa harus memikirkan permasalahan
ekonomi nya, karena kinerja yang baik dapat meningkatkan prestasi, maka
keluarga tersebut menerima upah yang layak dan insentif, keluarga tersebut
bertambah kesejahteraannya. Perusahaan dalam hal ini sangat diuntungkan
dikarenakan tenaga kerja yang terlatih, dapat meningkatkan tingkat output
sehingga benefit yang diterima perusahaan dapat disalurkan lagi untuk pengadaan
ekspansi pabrik dan menciptakan lapangan pekerjaan yang baru dan membantu
pemerintah dalam hal mengatasi pengangguran. Faktor selanjutnya dalam produksi
adalah modal, diabaikan karena sasaran masyarakat menengah ke bawah belum mampu melakukan investasi. Faktor Hasil Bumi (bahan baku), keluarga yang
memiliki pengetahuan berpikir bagaimana mendapatkan hasil bumi untuk dijual
lagi ke perusahaan dalam jumlah massal dan berkualitas baik, sehingga keluarga
mendapatkan keuntungan dalam jumlah yang besar. Faktor Sumber Daya Alam,
keluarga yang memiliki lahan atau tempat dapat di investasikan untuk perusahaan
dapat melakukan operasinya, serta Faktor Keahlian juga dibutuhkan perusahaan
dalam meningkatkan outputnya.
Kesimpulan
Kesimpulan dari analisis diatas adalah jika
sebuah rumah tangga/keluarga menerima bantuan ketiga kartu sakti tersebut, jika
dimanfaatkan secara baik dan tepat oleh rumah tangga selain untuk meringankan
biaya hidup juga dapat dimanfaatkan untuk memenuhi sumber daya atau faktor
produksi bahkan dapat juga dilakukan pengembangan usaha sendiri yang baru
walaupun hanya usaha kecil-kecilan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan
rumah tangga/keluarga. Program ini dapat membantu alur Kegiatan perekonomian
lebih baik dan berjalan semestinya tanpa mengabaikan faktor-faktor yang ada
didalamnya, serta dapat membantu Pemerintah dalam menurunkan tingkat Pengangguran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar