Pages

Kamis, 04 Desember 2014

Elaborasi Program Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, dan Kartu Keluarga Sejahtera terhadap arus Perekonomian Dua Sektor

   
   
   Pemanfaatan dari ketiga kartu yang dikeluarkan Presiden Ir. Joko Widodo jika dimanfaatkan dengan baik akan memberi dampak yang baik pula terhadap sistem perekonomian sehingga fungsi ekonomi berjalan dengan semestinya. Sebelum menelusur lebih jauh sebaiknya harus mengetahui apa itu Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, dan Kartu Keluarga Sejahtera.

Latar Belakang

Ketiga kartu yang tergabung dalam program Government to person (G2P) adalah bantuan keluarga kurang mampu seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat atau BLSM, yang dulunya diberikan tunai lewat kantor pos, kini akan diberikan diberikan secara non tunai melalui Layanan Keuangan Digital melalui kartu. Kartu Indonesia Sehat (KIS) dapat digunakan untuk mendapatkan layanan kesehatan gratis di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan tingkat lanjutan, sesuai dengan kondisi penyakit yang diderita penerima KIS. Kartu Indonesia Pintar (KIP) adalah kartu yang ditujukan bagi keluarga miskin dan rentan miskin yang ingin menyekolahkan anaknya yang berusia 7-18 tahun secara gratis. Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) adalah kartu yang diterbitkan oleh Pemerintah sebagai penanda keluarga kurang mampu, sebagai pengganti Kartu Perlindungan Sosial (KPS). Kartu Simpanan Keluarga Sejahtera (KSKS) hanya berbentuk Sim Card berisi uang digital dan dapat dicairkan pada lembaga atau agen-agen yang sudah terdaftar. Biasanya dalam 1 Kepala Keluarga (KK) menerima 1 paket berisi 4 kartu (KIS, KIP, KKS, dan KSKS). Dari definisi diatas terlihat bahwa Pemerintah memberikan bantuan kepada masyarakat Indonesia berbagai strata yang mayoritas adalah masyarakat menengah ke bawah. Jika program ini terlaksana dan tepat sasaran, maka masyarakat dapat mendapatkan keuntungan dari program ini, dengan mengandalkan dana subsidi dari sumber penerimaan negara sehingga ekspektasi nya adalah Perbaikan Sistem Perekonomian yang lebih baik dari sebelumnya.


Bentuk-bentuk Kartu Sakti program Presiden Joko Widodo



Hubungan Ketiga Kartu terhadap Perekonomian Dua Sektor


Perekonomian Dua Sektor atau yang biasa disebut Sistem Perekonomian Sederhana adalah Perekonomian yang terdiri dari sektor rumah tangga dan perusahaan. Dari perekonomian dua sector ini pendapatannya didapatkan dari faktor – faktor produksi antara lain gaji dan upah, sewa, bunga, dan untung. Keseimbangan dalam perekonomian dua sektor merupakan keseimbangan dari sisi pendapatan dan sisi pengeluaran yang dilakukan oleh sektor rumah tangga dan sektor swasta, dengan mengabaikan sektor pemerintah dan sektor luar negeri.

Implementasi terhadap Penggunaan Kartu Indonesia Sehat, Pintar, dan Keluarga Sejahtera terhadap kegiatan Ekonomi dua sektor

  • Kartu Indonesia Sehat


Implementasi Kartu Indonesia Sehat (KIS), ilustrasikan jika seseorang sakit, orang tersebut datang ke Rumah Sakit, karena ia memiliki KIS sehingga ia tidak usah membayar biaya rumah sakit karena sudah ditanggung oleh subsidi pemerintah maka alokasi biaya untuk kesehatan masih utuh, biaya kesehatan yang tidak dibayarkan ini dapat disimpan atau untuk menaikan konsumsi. Sasaran dari program kebijakan ini adalah rumah tangga. Pengalihan dari alokasi biaya tersebut dapat digunakan untuk membeli barang atau jasa dan untuk menaikkan kualitas sumber daya sehingga perekonomian dapat berjalan dengan baik. Akibat dari adanya Program ini maka menstimulan Rumah tangga sebagai konsumen yang memiliki daya beli melakukan pengeluaran dalam bentuk uang dari alokasi biaya kesehatan untuk membeli barang dan jasa, disini faktor yang mempengaruhi permintaan yaitu Tingkatan Pendapatan, dan Harapan. Sehingga rumah tangga konsumen dapat menaikkan kualitas taraf hidupnya.
Perusahaan selaku produsen merasakan hasil atas kebijakan kartu sakti ini dengan menerima profit atas peningkatan penjualan barang dan jasa nya dari rumah tangga sehingga mencapai bahkan melebihi target. Karena permintaan atas barang dan jasa meningkat, produsen menyikapi nya dengan penambahan faktor-faktor produksi diantaranya tenaga kerja, modal, hasil bumi (bahan baku), sumber daya alam, dan keahlian. Penambahan faktor-faktor ini dilakukan Perusahan agar dapat meningkatkan produksi lebih banyak dari target sebelumnya, perusahaan dapat merekrut tenaga kerja baru untuk bekerja meningkatkan output, perusahaan dapat membuka pabrik baru dan menciptakan lapangan pekerjaan yang baru, benefit nya dalam membantu Pemerintah adalah pengangguran dapat dikurangi. Untuk menjalankan usaha nya sebuah perusahaan membutuhkan suntikan dana untuk menjalankan operasi nya, penyerahan modal awal atau tambahan modal dapat dilakukan agar Perusahaan bisa membentuk proses produksi, menaikkan tingkat output, merekrut karyawan baru, melakukan ekspansi, namun dalam penerima kartu Indonesia Sehat, rumah tangga belum mampu untuk menyetorkan modal ke perusahaan. Dalam proses Produksi yang paling utama adalah bahan baku atau input, karena target dari Perusahaan untuk peningkatan output, maka proses produksi membutuhkan tambahan bahan baku untuk mencapai target produksi. Penyediaan bahan baku dilakukan oleh rumah tangga, untuk memenuhi permintaan produsen (perusahaan) akan kebutuhan bahan baku, perusahaan mencari rumah tangga yang baru dan siap untuk memenuhi kebutuhan ini, maka benefit yang didapat adalah peningkatan kesejahteraan pada rumah tangga karena telah memenuhi kebutuhan produsen (perusahaan), dan perusahaan melakukan balas jasa kepada rumah tangga dengan membayar berupa uang sehingga juga meningkatkan pendapatan rumah tangga. Perusahaan baik skala kecil maupun besar dalam menjalankan produksinya memerlukan tempat atau lahan, disini peran rumah tangga yaitu menyediakan tempat yang dapat disewa oleh perusahaan, perusahaan membalas jasa nya dengan membayar sewa kepada rumah tangga. Dalam menjalankan proses produksinya perusahaan membutuhkan tenaga ahli, didukung dengan kesehatan yang baik berkat adanya KIS, terciptalah pikiran yang sehat sehingga mampu menyerap keterampilan yang menjadi modal keahlian dalam menjalankan mesin-mesin produksi.

  • Kartu Indonesia Pintar


Begitu juga Implementasi Kartu Indonesia Pintar (KIP) ilustrasikan sebuah keluarga (rumah tangga) memiliki beberapa anak yang sedang menjalani pendidikan, keluarga tersebut dapat meng aplikasikan kartu sakti ini untuk meringankan pembayaran uang pendidikan yaitu SPP, uang gedung, dsb., penerapan nya berlaku mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas. Sehingga alokasi pendapatan yang sebelumnya sudah di anggarkan untuk biaya pendidikan dapat digunakan untuk membeli kebutuhan lain. Seperti kebutuhan akan pakaian dan peralatan penunjang sekolah. Setiap keluarga pasti ingin menaikkan kualitas taraf ekonominya karena mendapatkan keringanan dari pemerintah. Sama seperti pada implementasi Kartu Indonesia Sehat sebelumnya, rumah tangga melakukan kegiatan ekonomi yaitu belanja barang dan jasa dalam hal ini belanja kebutuhan sekolah. Penerima kartu sakti ini sampai kurang lebih 8 juta penerima, mustahil jika dari penerima sebanyak itu taraf ekonominya tidak meningkat, sehingga dengan nilai sebesar itu seharusnya perubahan ekonomi signifikan menjadi lebih baik. Karena salah satu faktor dari Permintaan adalah Tingkat Pendapatan, maka permintaan akan barang dan jasa meningkat. Lagi-lagi Perusahaan  disini mendapatkan keuntungan yang signifikan, apabila perusahaan tidak bisa memproduksi barang berdasarkan permintaan yang melonjak, maka yang terjadi ialah kelangkaan barang. Perusahaan menyikapi ini dengan melihat pangsa pasar yang prospektif, akhirnya memutuskan untuk melakukan penambahan Produksi, tapi penambahan produksi ini tidak mudah, diperlukan faktor-faktor untuk menambah output agar barang tetap tersedia. Faktor-faktor produksi tersebut berupa tenaga kerja, modal, hasil bumi (bahan baku), sumber daya alam, dan keahlian. Faktor tenaga kerja, karena adanya Kartu Indonesia Pintar maka taraf pendidikan di Indonesia mengalami peningkatan kualitas, sejalan dengan tingkat pendidikan yang baik, perusahaan dapat dengan mudah mencari tenaga kerja yang layak untuk mengisi bagian produksi serta melakukan inovasi terhadap produk, imbalan dari Perusahaan kepada Rumah tangga yaitu berupa gaji yang layak beserta insentifnya. Faktor Modal, karena sasaran penerima adalah masyarakat kelas menengah kebawah, faktor ini diabaikan. Faktor dari Hasil bumi, perusahaan membutuhkan bahan baku untuk melakukan proses produksinya, dengan didukung oleh pengetahuan (Pendidikan) untuk mendapatkan bahan baku misalkan musiman atau 1 tahun sekali panen dapat dimodifikasi menjadi 1 tahun 2-3 kali panen, teknologi atau cara mendapatkan bahan baku yang cepat dan dalam kuantitas yang banyak maka produsen dapat dengan cepat melakukan proses produksi karena bahan baku tersedia. Faktor sumber daya alam, apabila perusahaan tersebut memerlukan tempat atau lahan yang akan digunakan untuk melakukan proses produksi, tetapi disini rumah tangga belum bisa melakukan penyewaan kepada perusahaan. Karena sudah dibekali pendidikan berkat adanya (KIP), harga yang cocok dengan mempertimbangkan aspek lahan yang strategis maka penetapan berdasarkan kesepakatan awal dapat menjadi keuntungan pada rumah tangga.

  • Kartu Keluarga Sejahtera


Terakhir Implementasi dari Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), sebuah keluarga sederhana yang memiliki beberapa anak-anak yang masih kecil memiliki banyak kebutuhan, karena pendapatan tidak cukup untuk memenuhi segala kebutuhan akhirnya mereka bergabung dengan KKS, dengan bergabung mereka mendapatkan uang bantuan keluarga sebesar Rp 200.000,-. Dengan uang sebesar itu maka pendapatan keluarga tersebut meningkat, kebutuhan pokok terpenuhi sehingga permintaan terhadap barang dan jasa pun terpenuhi. Permintaan terhadap barang dan jasa meningkat diakibatkan pendapatan yang meningkat. Lagi-lagi Perusahaan mendapatkan hasil keuntungan dengan menjual produknya. Jika perusahaan tidak dapat memenuhi produksinya, maka timbulah keterbatasan atas barang dan jasa yang diproduksi, perusahaan harus dapat menyikapi nya dengan menambah produknya, namun dalam kenyataan nya untuk menambah produksi harus melibatkan rumah tangga produksi untuk menyediakan faktor-faktor produksi berupa Tenaga Kerja, Modal, hasil bumi (Bahan Baku), Sumber Daya Alam dan Keahlian. Keluarga yang memiliki KKS ini dapat berperan sebagai penyedia tenaga kerja, dengan bekal kesehatan yang baik (KIS), pendidikan yang memadai (KIP) dan keuangan yang baik (KKS) maka keluarga ini dengan tenang bisa bekerja dengan baik tanpa harus memikirkan permasalahan ekonomi nya, karena kinerja yang baik dapat meningkatkan prestasi, maka keluarga tersebut menerima upah yang layak dan insentif, keluarga tersebut bertambah kesejahteraannya. Perusahaan dalam hal ini sangat diuntungkan dikarenakan tenaga kerja yang terlatih, dapat meningkatkan tingkat output sehingga benefit yang diterima perusahaan dapat disalurkan lagi untuk pengadaan ekspansi pabrik dan menciptakan lapangan pekerjaan yang baru dan membantu pemerintah dalam hal mengatasi pengangguran. Faktor selanjutnya dalam produksi adalah modal, diabaikan karena sasaran masyarakat menengah ke bawah belum mampu melakukan investasi. Faktor Hasil Bumi (bahan baku), keluarga yang memiliki pengetahuan berpikir bagaimana mendapatkan hasil bumi untuk dijual lagi ke perusahaan dalam jumlah massal dan berkualitas baik, sehingga keluarga mendapatkan keuntungan dalam jumlah yang besar. Faktor Sumber Daya Alam, keluarga yang memiliki lahan atau tempat dapat di investasikan untuk perusahaan dapat melakukan operasinya, serta Faktor Keahlian juga dibutuhkan perusahaan dalam meningkatkan outputnya.

Kesimpulan

Kesimpulan dari analisis diatas adalah jika sebuah rumah tangga/keluarga menerima bantuan ketiga kartu sakti tersebut, jika dimanfaatkan secara baik dan tepat oleh rumah tangga selain untuk meringankan biaya hidup juga dapat dimanfaatkan untuk memenuhi sumber daya atau faktor produksi bahkan dapat juga dilakukan pengembangan usaha sendiri yang baru walaupun hanya usaha kecil-kecilan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan rumah tangga/keluarga. Program ini dapat membantu alur Kegiatan perekonomian lebih baik dan berjalan semestinya tanpa mengabaikan faktor-faktor yang ada didalamnya, serta dapat membantu Pemerintah dalam menurunkan tingkat Pengangguran.

Silahkan berikan kritik dan saran agar analisis ini menjadi lebih baik lagi

Terima Kasih Pembaca

Tidak ada komentar:

Posting Komentar